Jumat, 15 Desember 2017

Kamu kah orangnya?

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.



Kamu kah orangnya?

Kamu kah orangnya yang awal mendekat dan memiliki niat walau hanya tersirat?

Aku mencoba membuka diri walau sebelumnya sudah ku tutup bahkan ku gembok sampai lupa dimana letak kunci.

Setelah ku membuka diri, apakah kau ingin masuk untuk menetap selamanya atau hanya singgah dan atau mencoba pindah?

Semoga tidak demikian.

Kamu kah orangnya yang menceritakan semua kejadian yang kamu alami kepada ku dan berharap solusi? 

Kamu kah orangnya yang tak jarang menceritakan hal lucu agar dapat melihat dan mendengar tawa ku?

Kamu kah orangnya yang diam-diam mendoakan aku agar aku sehat sampai kau lupa bahwa kamu lah si penyemangat?

Kamu kah orangnya yang siap jadi pelampiasan amarah ku karena diluar aku terlihat tegar tanpa celah?

Kamu kah orangnya yang bersedia menjadi ayah dari anak-anakku?

Kamu kah orangnya yang rela mengurangi waktu bermain bersama teman-temanmu agar aku tidak merasa sendirian?

Kamu kah orangnya yang nantinya akan mendidik aku dan anak-anak kita kelak jika Allah menitipkannya?

Kamu kah orangnya yang mau menua bersamaku sampai Allah menjadikan kita kembali seperti tanah?

Kamu kah orangnya?

Kamu kah orangnya?

Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang berkaitan dengan hal bodoh yang akan kita jalani bersama, kamu kah orangnya yang kelak aku sebut sebagai kita?

Aku bukanlah wanita sempurna, tapi aku selalu berdoa agar aku lapang dada menerima ketetapan Allah nantinya.

Aku bukanlah wanita sempurna, tapi aku selalu berusaha menutupi aib keluarga kita walau mulut gatal rasanya.

Aku bukanlah wanita sempurna, tapi aku selalu menjadi pribadi santun di depan kamu khususnya.

Mari kita menjahit bersama, menyatukan benang-benang kehidupan agar kita berada dalam satu naungan.




Dari aku yang aib nya belum banyak nampak sebelum akad terucap.
















Jakarta, 18.13 WIB Jumat, 15 Desember 2017, Nuri Novianti Pramesti.

Sabtu, 30 September 2017

Melihat Banyuwangi dalam Waktu 3 Hari - Part 3

Lelah kalau melulu menatap ke atas, mari tundukkan kepala sejenak~


Hari terakhir di Banyuwangi kita memilih untuk snorkling dan hoping island di Pulau Menjangan. Banyuwangi itu walaupun di daerah Jawa Timur tapi nuansa nya lebih berkiblat ke Bali, dari bentuk bangunan nya, hiasan-hiasan di tamannya banyak bunga dan kain kotak-kotak hitam putih seperti papan catur.

Malam sebelum nya saya sudah menghubungi abang-abang yang koordinasi terkait snorkling di Pulau Menjangan. Jam berapa ya, jam 06.00 kita udah ontheway kayanya, seperti hari-hari sebelumnya, kita motoran, saya yang bawa motor, kalau tidak salah perjalanan kurang lebih 45 - 1 jam, jalurnya sama seperti mau menuju Baluran, cuma ini ga sejauh ke Baluran. Tujuannya Pantai Grand Watudodol, disini ada penyewaan jasa dan alat snorkling namanya Bansring Boat.

Biayanya Rp 250.000/orang itu include kapal penyebrangan, guide, google, dan makan siang. Nah ini saya nebeng sama peserta lain, kita ga kenal, tapi kita satu kapal gitu. Pertama yang dituju adalah Taman Nasional Bali Barat. Sebenernya dari beberapa blog yang saya baca ada jadwal menuju Pura apa gitu, tapi pada saat saya tanya ke guide nya itu ga bisa, hanya di waktu-waktu tertentu aja, ga tau bener apa ga nya sih hehe.


Di Taman Nasional Bali Barat ini jadwalnya hoping island, kita dibebasin buat keliling pulau dan foto-foto. Masya Allah bagusnya, saya sama Weni beberapa kali jalan bareng, sebelumnya kita pernah ke Pulau Pari Kepulauan Seribu dan Pahawang Lampung dan menurut kita dua pulau ini udah keren banget. Pas liat Menjangan, Masya Allah cakep banget. Airnya bening, sepi, kaya pulau pribadi gituu, tapi kalau dibilang bersih ga juga, karena laut itu kan akhir yaa, jadi banyak sampah nyasar juga.




Perpaduan birunya laut sama birunya langit dipisah sama hijaunya pulau, komposisi yang pas. Allah yang punya nih.


Setelah selesai foto-foto dan rombongan kapal lain mulai berdatangan kita cuss ke area snorkling, berapa spot ya, saya lupa-lupa ingat, kalau tidak salah sih 2 area. Nah dibawah ini untuk spot pertama.




Alhamdulillah punya teman baik, ini saya bawa yicam nya Yetti Susanti, teman SMP yang baik hati meminjamkan kameranya buat saya bawa ke Banyuwangi hehehe. Makasi yetti, cup :*
Nah ini beberapa hasil jepretannya. Niatnya sih mau bikin video, tapi apa boleh buat masih belum ngerti cara pakainya hehe. Lumayan cerah ya hasilnya, cukup merekam beberapa karang dan ikan lautnya Menjangan yang cantik-cantik. 

Spot keduanya yang ada ikan badutnya, saya diajak menyelam, tapi takut, jadi saya pinjemin kameranya untuk dipakai mas-mas yang mau nyelam, yang penting saya bisa lihat fotonya hehe.



Saya salut sama abang guide nya, ini si mas-mas peserta trip dapet banyak banget jepretan foto, napas abangnya kuat banget yaa, sampai dilirik tuh sama ikan belang kuning hehehe.

Laut Menjangan tuh airnya lebih asin kayanya dari laut Jakarta dan Lampung huehehe.

Setelah selesai dua spot snorkling kita lanjut ke Pulau apa yaa, ga ada namanya apa saya ga engeh yaa, Pulau Tabuhan kalau ga salah, itu ada beberapa pedagang dan di pulau ini kita makan siang. Mau liat menunya gaa? Sedih kalau ingat harga Rp 250.000,- nya mah hahaha. Isinya ayam potong 12 kayanya, timun, orek tempe teri kacang, sayur oseng-oseng wortel sama buncis, dan nasi, tambahannya ga ke foto itu air mineral hehe. Positif aja, mungkin ayam mahal yaa hihi. Akhirnya saya beli gorengan, bakwan harganya Rp 2.000,-. Terus beli kelapa harganya Rp 15.000,-.




Kalau tidak salah selesai makan ini sekitar jam 2 siang. Terus kapal balik ke tempat awal kita transaksi. Terus jam 3 saya udah meluncur ke homestay lagi dan itu ga ganti baju hahaha. Dasar dua-duanya males apa gimana ya, kata Weni, "nanti aja mandinya di homestay, bajunya biar kering di jalan" hahaha, emang iya sih kering tapi masuk angin juga iya hehe.

Terus balik homestay, mandi, hitung-hitungan bayar kamar dan sewa motor. Terus malem nya saya sama Weni sempat cari makan di kafe-kafe gitu, ga jauh dari homestay sih, hasil ngegugel juga.
Namanya Kopine Cafe. 




Menu makanannya seperti mie ayam, omellete, dll. Harganya untuk Mie ayam komplit Rp 17.000,-, mushroom omelete Rp 12.000,- dan es sarang burung Rp 10.000,-. Saya agak kalap, karena makan siang di Menjangan yang begitu deh bikin istighfar hehe.

Selesai makan kita balik homestay terus packing, karena kereta kita jam 22.00 dan estimasi sampai di Surabaya jam 04.17.

Alhamdulillah, terimakasih Allah, Banyuwangi indah 😍


Pesawat kita dari Surabaya jam 09.45 sampai Jakarta jam 11.15, untuk oleh-oleh kita udah nitip duluan, sama teman yang dulunya aktif di MJWJ Surabaya, kebetulan beliau punya jasa titip snowcake, jadi janjian di bandara Juanda dan langsung take off deh.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Itinerary
29 April 2017
05.00 - 07.00 : Prepare Snorkling
07.00 - 07.45 : Perjalanan homestay - Pantai Grand Watudodol
07.45 - 08.00 : Urus administrasi dan prepare
08.00 - 14.30 : Perjalanan di laut Menjangan, Snorkeling, makan siang, foto-foto
14.30 - 15.30 : Kembali ke Pantai Grand Watudodol
15.30 - 16.30 : Perjalanan ke homestay
16.30 - 19.00 : Bersih-bersih dan Istirahat
19.00 - 19.15 : Perjalanan homestay - Kopine cafe
19.15 - 20.00 : Makan di Kopine Cafe
20.00 - 20.15 : Kembali homestay
20.15 - 21.30 : Prepare packing
21.30 - 21.35 : Jalan ke Stasiun Karangasem, deket banget soalnya sama homestay kita hehe
22.00 - 04.20 : Perjalanan Karangasem - Surabaya
30 April 2017
04.20 - 05.00 : Bersih-bersih di stasiun, sholat subuh
05.00 - 06.00 : Perjalanan dari Stasiun menuju Bandara tapi penasaran coba mampir ke tempat oleh-oleh tapi masih tutup
06.00 - 06.30 : Tiba di Bandara Juanda
06.30 - 07.30 : Makan sambil nunggu Mba Eca, yang dititipin snowcake 
07.30 - 08.00 : Check in
08.00 - 09.45 : Nunggu pesawat
09.45 - 11.15 : Perjalanan Surabaya - Jakarta
11.15 - 11.30 : Nunggu bagasi
11.30 - 11.42 : Nunggu Damri
11.42 - 13.15 : Sampai rumah 

Liburan Selesai, Alhamdulillah 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Pengeluaran
Sabtu, 29 April 2017
1. Tiket masuk Pantai Grand Watudodol : Rp 5.000,- (berdua)
2. Snorkling Menjangan : Rp 500.000,- (berdua)
3. Kelapa muda : Rp 30.000,- (berdua)
4. Bakwan : Rp 6.000,- (berdua)
5. Penginapan : Rp 250.000,- (berdua)
6. Sewa motor : Rp 150.000,- (berdua)
7. Kereta Karangasem - Surabaya Gubeng : Rp 192.500,- (berdua)

Minggu, 30 April 2017
1. Taksi Stasiun - Tempat oleh-oleh : Rp 100.000,- (berdua)
2. Grab Tempat oleh-oleh - Bandara : Rp 50.000,- (berdua)
3. Makan AW : Rp 62.500,-
4. Damri : Rp 45.000,-
5. Pesawat Surabaya - Jakarta : Rp 949.326,- (berdua)

Total = Rp 2.232.826 / 2 = Rp 1.116.413 + Rp 62.500,- + Rp 45.000,- = Rp 1.223.913,- (Nuri)

Kalau ditotal pengeluaran dari awal
- Rp 813.180,-
- Rp 114.250,-
- Rp 1.223.913,-

Total Liburan di Banyuwangi Rp 2.151.343



Terimakasih sudah membaca perjalanan saya di Banyuwangi dari Part 1 - Part 3  😊👏













Sabtu, 02 September 2017

Sapu Jagad 2017 Gunung Cikuray

Assalamualaikum...

Tulisan Banyuwangi belum selesai, udah muncul tulisan baru hehehe.
Maaf ya kadang saya senang memulai tapi berat untuk mengakhiri #eaa hahaha

Tanggal 18-20 Agustus 2017 saya tercatat sebagai salah satu peserta Sapu Jagad Gunung Cikuray.
Apa itu Sapu Jagad? Sapu diartikan sebagai kegiatan bersih-bersih, sedangkan Jagad adalah alam, jadi Sapu Jagad bisa diartikan bersih-bersih alam dengan bentuk bersih-bersih gunung. #cmiiw

Mungkin sebelumnya kita kenalan dulu sama komunitas pelaksananya.

Acara Sapu Jagad ini diselenggarakan oleh Trashbag Community, Komunitas Peduli Sampah Gunung.
Dengan Visi - Misi :
------------------------
Trashbag Community
Visi
Menjadikan hutan - gunung Indonesia terbebas dari sampah

Misi

1. Merubah perilaku dan kebiasaan pegiat alam bebas menjadi lebih baik, bertanggung jawab terhadap alam serta berwawasan konservasi

2. Berkomitmen untuk mempromosikan "GUNUNG BUKAN TEMPAT SAMPAH" sesuai dengan konservasi alam dari intervensi berbagai program

3. Menetapkan 11 November sebagai "Hari Bersih Gunung Nasional" dalam upaya konsistensi kampanye gerakan nasional setiap tahunnya

----------------------

Seperti itu, mohon dikoreksi jika saya ada kesalahan.

Oke balik lagi yaa.
Jadi saya berangkat bareng sama teman-teman Trashbag Community (TC) DPC Bekasi.

Kita berangkat selepas pulang kerja, janjian di sebrang stasiun Bekasi jam 20.00 eh ternyata ada yang telat, jadi kalau ga salah kita berangkat jam 21.40 menuju Pasar Cibitung, disana sudah ada kendaraan spesial yang akan bawa kita ke Garut, apa itu kendaraannya? Truk sayurrr hehehe.

Kurang lebih perjalanan 45 menit deh, karena kita naik grabcar ke Pasar Cibitungnya, tarif nya Rp 60.000,-

Sudah sampai di Pasar Cibitung saya nemenin Diah dan Kak Dila belanja di Pasar Cibitung buat logistik kita.

Muter-muter nyari sayuran ternyata rata-rata mereka ga terima kalau dibeli dalam jumlah yang sedikit, minimal 5kg, nah buat apaan tuh, emang kita mau hajatan hehehe.
Pertama ketemu sama tukang buncis, dia bilang, emang mau masak dimana? Buat tambahan bahan masakan pak, iya dimana? Di gunung pak, oh kalau gitu ini dibawa aja, tangan anak buahnya masukin buncis ke dalam plastik, dan itu buanyak buanget, dan dia bilang apa? "udah ini bawa aja". Masya Allah baik banget, kita bantu doa biar bapak yang jualan beserta anak buah nya rezekinya makin lancar dan berkah, aamiin.
Setelah dapet buncis banyak dan gratis kita keliling lagi, nyari yang lain, ketemu tukang daun bawang, alhamdulillah dapet gratis juga, lumayan 2 bundelan, terus temen saya yang laki-laki dapet kol 1 buletan gratis juga dengan kalimat "udah bawa aja" alhamdulillah. Ketemu tukang kentang, kita mau beli satu kilo, dikasih 1,5 kg dan harganya cuma Rp 12.000,- We-Ou-We hahaha.
Jadi dapet buncis satu kantong, 1 buah kol, 2 bundelan daun bawang, 1,5 kg kentang dengan harga Rp 12.000,- alhamdulillah. Cuma tukang wortel aja ga ada yang nawarin ke kita "udah bawa aja" hehehe *ngarep* dan tukang wortel ga ada yang ngasih kita untuk beli 1 kg aja.

Sudah kita bawa semua, naik deh ke Truk Sayur, perasaan awal sih aman-aman aja, malah saya ngerasa exciting banget, karena ini pengalaman pertama hehe. Bayarnya Rp 30.000,-. Total saya ber-9 (Nuri, Dita, Dila, Diah, Iyan, Asep, Cya, Ian, dan Nisa). Saya sempet share foto di grup, terus temen saya ada yang bilang "hati-hati hypo". Saya sempet mikir, apa iya bisa hypo di truk? Eh bener aja, estimasi sampai jam 3, ini di jam 1 saya udah menggigil, mana kaki nekuk kan, ga bisa tidur, pundak kiri disenderin sama Nisa, pundak kanan ban motor hahaha. Muter-muter nyari posisi nyaman buat tidur ga bisa-bisa, walaupun akhirnya tidur tapi itu kaya merem melek merem melek gitu, karena asli dingin banget.

Kondisi di dalam truk sayur :p


Sampai akhirnya kita tiba di Terminal Guntur Garut jam 03.15, terus kita duduk-duduk di terminal, nunggu Anto, Anto itu nyusul katanya sih selisih 1 jam dari kita, karena harus kerja dulu, tapi ko jam 04.00 dia belum sampai, jam 05.00 belum sampai juga, dan akhirnya jam 05.30 dia baru sampai, terus kita tunggu buat sholat Subuh dulu. Kendaraan berikutnya yang harus kita naiki adalah mobil bak terbuka, kapasitas 10-15 orang, biayanya Rp 45.000,- paling cepet sampai di Pemancar 2-3 jam. Tau yaa gimana rasanya naik mobil bak besi, jalannya liuk-liuk kiri kanan hutan-hutan gitu dan itu selama hampir 3 jam hehehe.


Itu penampakan belakang mobil kita, karena bannya bocor, jadi kita harus turun dan jadilah foto ini, Asep nu kasep selpi tea hehehe. Sambil nunggu ganti ban, kita malah foto-foto.

Nuri, Diah, Cya, Dita, Dila (jaket kuning)
Lanjut lagi perjalanannya, menurut saya supir nya tuh jago banget loh, karena itu jalanan cukup ekstrim, licin, batu-batuan, dan jurang. Mungkin juga buat mereka itu biasa kali hehehe.

Akhirnya kita tiba di Pemancar, Pemancar itu sejenis titik awal sebelum pendakian ke Cikuray, ada warung-warung, terus kebun teh gitu. 


Kita sudah sampai jam 9 kurang, tapi karena ini kegiatan bersama, jadi harus nunggu rombongan lainnya, sampai akhirnya mereka dateng jam 11.00 haha, kesiangan ga tuh mendaki jam segitu? Yaiyalah pasti kesiangan. Nah dari Pemancar ke Pos 1 itu kurang lebih setengah jam perjalanannya. 


Kurang lebih jalurnya begitu, tanah dan menanjak.

Sebelum mulai pendakian kita briefing dan absen terlebih dahulu, di Pos 1. Dijelasin sedikit tentang rules pendakian dan silaturahim sama bapak-bapak perhutani (kayanya), lupa-lupa inget euy. Terus kita dibagi jadi dua kelompok, kelompok pertama start nanjak jam 12.00, terus kelompok kedua jam 12.45. Saya dibekalin HT sama Bang Iyan, buat koordinasi di posisi tengah katanya. Oke baiklah, kita modal bismillah, mulai nanjak, saya agak lebih dulu jalannya.


Saya bukan orang yang senang mendaki sebenernya, saya lebih seneng kalau dibilang doyan jalan hehe, karena ga melulu gunung sih. Apalagi dengan postur tubuh saya yang besar, kadang cepat merasa lelah, tapi pelan-pelan belajar sama yang setahun bisa 3-4 kali nanjak, intinya santai aja ga usah terburu-buru, atur nafas yang benar, karena kondisi setiap gunung juga beda-beda ditambah kita bawa keril dipunggung nah itu pasti nambah beban kan dan kondisi hati harus dalam keadaan baik (-baik saja), itu pengaruh loh hehe.

Jalan-berhenti-jalan, nikmatin aja, papasan sama yang turun, ini kita harus jaga etika, saling tegur sapa di jalur bikin semangat juga. 

Rasanya tuh yaa, ko ga nyampe-nyampe haha. Sampai ada info salah satu peserta yang berangkat pertama kesurupan. Pas saya dateng si mba itu lagi tiduran teriak-teriak dipegangin sama peserta lain, saya diminta menjauh sama panitia, yaudah saya menjauh.

Terus saya bilang sama Bang Iyan, kata Bang Iyan "lanjut aja nur" nah pas mau lanjut itu tau-tau hujan cukup deras, saya melipir, saya rapihin tas dan kamera karena khawatir basah. Pas lagi slonjoran di bawah ujan rombongan Bang Iyan dateng, ngajak lanjut, yaudah akhirnya kita lanjut ninggalin peserta yang lain, yang lagi pada neduh dan ngurusin yang kesurupan.

Setelah cukup jauh jarak kita dengan tim yang lain, ketemu tempat landai kita sholat dulu, Insya Allah, Allah ga mempersulit hamba-Nya, jadi buat teman-teman yang hobby mendaki jangan sampai ninggalin sholat yaa.
Kita bisa tayamum, terus sholatnya bisa menghadap ke kiblat kalau memang bisa baca arah mata angin, terus bisa tetap menggunakan sepatu, terus bisa pakai alas matras yang biasa buat tidur, terus bisa jamak takdim atau jamak takhir dan diqashar. Semua bisa kita lakuin, Allah lebih Mengetahui keadaan hamba-Nya.


Setelah itu lanjut lagi nanjaknya, susul-susulan di jalur itu biasa, karena kemampuan setiap orang beda-beda, ga perlu takut ditinggal, atau agresif pengen nyusul, santai aja, karena perjalanan masih jauh, harus atur tenaga *gaya* hahaha.

Terus dikabarin kita bangun tenda nya di Pos 3 aja, karena Pos 6 & 7 penuh, cuaca pun tidak memungkinkan, dan waktu sudah sore banget.

Kita sampai di Pos 3 jam 17.30, teman-teman yang lakinya nyari lapak buat bangun tenda dan teman-teman ceweknya nyiapin logistik buat dimasak. Qadarullah saya pakai jam tangan Xiaomi Mi Band, jadi pengen tau sudah jalan berapa KM dari Pos 1, diangka 4,7 km, sampai di Pos 3 diangka 8,3 km, jadi kurang lebih 3,6 km dengan waktu tempuh kurang lebih 6 jam.

Masak air buat kopi, teh, dan susu. Terus masak nasi margarin, kentang, otak-otak, sayur buncis, terus lupa deh masak apa lagi, terus kita makan di tenda kapasitas 3 orang, diisi 10 orang buat makan haha, kebayang yaa gimana sesaknya itu tenda, karena memang diluar hujan, jadi makannya harus ditenda. Abis masak, kita ganti-gantian sholat, jam 20.00 atau jam 21.00 itu kita udah masuk tenda masing-masing karena dingin dan ga ada agenda lanjutan juga dari panitia pelaksana. 

Ini tenda nya Nuri, Tocubic hadiah ulang tahun dari Kak Elena hihi, thanks kak, cup muach :* 


Sekitar jam 01.00 malam angin kenceng banget, tapiii itu saya bangun bukan karena angin tapi karena tenda tetangga joget-joget masang lagu kenceng-kenceng nyanyi-nyanyi dikata inul vizta kali tuh Pos 3 haha, tapi karena ga ada yang bisa diperbuat juga, akhirnya saya memaksakan diri untuk kembali tidur, sampai bangun jam 05.00, saya bangunin Cya, untuk antar saya cari lapak buat buang air kecil, mumpung masih gelap dan belum banyak yang bangun heheuu.
Setelah itu lanjut sholat subuh dan foto-foto, terus agak siangan mulai berkecimpung dengan peralatan masak lagi, start jam 06.00 selesai jam 10.00 selesai makan jam 10.15 hahaha. Saya dan teman-teman masak bakwan, kentang goreng, sayur buncis, kerupuk dan lupa apa lagi.




Jadi teman-teman TC Bekasi tuh begini, pada hobby main deket kompor, padahal biar anget hahaha. Tapi bener ko, sebenernya mereka semua bisa masak, yang cewek ataupun cowok, cuma bagi-bagi tugas aja. Apalagi di Cikuray ga ada sumber air, jadi harus hemat air untuk cuci-cuci perlengkapan masak pake tissue basah dan kering. 

Untuk pagi ini, kita bagi tiga tim, ada yang ke Pos 4, untuk operasi bersih atau event utama kita, Sapu Jagad, ada yang masak buat tim kita sendiri, dan satu lagi ada yang masak di dapur umum untuk konsumsi panitia. Tapi saya belum punya dokumentasi yang opsih di Pos 4, karena tim dokumentasinya belum share hasilnya. Nah setelah teman-teman yang opsih balik, kita makan bareng semuanya. Sebagian tenda udah dipacking jadi banyak lahan kosong, dan cuaca cukup cerah pagi ituu.

Setelah semua sudah selesai packing kita lanjut doa bersama untuk turun ke Pos 1, infonya sih lebih cepet turun daripada naik, nah pas udah dijalanin, ternyata emang bener sih, pas pulang dari Pos 3 jam 12.22 posisi 834 m, sampai di Pos 1 jam 15.05 dengan 4,6 km jadi kurang lebih sekitar 2,5 jam dengan 3,7 km untuk pulangnya. 


TC DPC Bekasi
Selama perjalanan turun beberapa teman-teman sengaja bawa trashbag kosong untuk opsih di jalur, jadi buat teman-teman pendaki, come on guys, bawa turun sampah kalian, dann jangan buang air kecil di botol, iyuh banget ituuu.



Cikuray tuh hutan banget, enak banyak pohon, banyak pegangan dan banyak sandaran hehehe. Dan saya prosotan juga kalau ga memungkinkan untuk jalan hahaha.





Ketika dirasa cukup, Bang Iyan ngarahin kita untuk udahan opsih nya, lanjut jalan aja, karena khawatir terlalu sore, sedangkan kita harus naik bus ke Bekasi dan ada juga yang ke Jakarta.

Istirahat di jalur, buka bekel pancake hehe


Perlahan tapi pasti, alhamdulillah akhirnya sampai juga di Pos 1, pas lagi nanjak itu ga ada nafsunya untuk ngambil gambar, males banget ngeluarin kamera, akhirnya foto-foto baru dimulai pas turun hehe.


Setelah peserta sudah turun semua, kita kumpul di Pos 1, sedikit sharing-sharing tentang agenda Sapu Jagad, sharing tentang opsih, sharing pendakian, sejenis diskusi-diskusi ringan gitu.
Ada salah satu peserta yang nemuin botol beling minuman, guys kalian mendaki untuk apa? Ada pembalut dibuang sembarangan, ada pakaian dalam, ada bendera komunitas, ada kondom juga, buat apa yaa, oke kita coba positif hahaha, hanya kalian dan Allah yang tahu.


Kurang lebih ada 230 kg sampah dalam 32 kantong. Hellow itu angka yang cukup banyak, padahal kita ga sampai puncak, gimana kalau sampai puncak, ga kebayang deh. Dan itu baru dari 1 gunung, gimana dengan gunung-gunung yang lain. Oia yang ngerokok juga, putung rokok yang besarnya cuma satu ruas jari itu hancurnya butuh waktu 10 - 20 tahun, dan bungkus popmie alias sterofoam ga hancur guys, ayolah, jadi pendaki yang mencintai lingkungan, kita mulai dari hal kecil. Gunung-gunung Indonesia, hutan, laut, itu semua aset loh, untuk dinikmati jangka panjang, jadi tolong jaga baik-baik, biar anak cucu kita bisa ngerasain mendaki dengan pemandangan gunung yang sesungguhnya bukan tumpukan sampah yang menyerupai gunung.




Alhamdulillah, selesai acaranya, kita kembali ke rumah masing-masing, kalau saya pribadi sampai di rumah jam 2 pagi hari senin hehehe.

Untuk transportasinya, dari Pemancar kita naik mobil bak lagi tarifnya Rp 40.000,- dan naik bus Garut - Kp Rambutan Rp 52.000,-

Tulisan ini saya tujukan untuk teman-teman yang ingin mendaki ke Cikuray, dan untuk semua pendaki agar lebih perhatian dengan lingkungan, karena memang manusia erat banget hubungannya sama sampah.

Okee, sampai jumpa ditulisan berikutnya.
Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.


GUNUNG BUKAN TEMPAT SAMPAH

Salam Angkut!!!












Rabu, 19 Juli 2017

Nuri masih Jomblo

Assalamualaikum !!

Kali ini saya mau curhat, eh bukan curhat tapi apa ya, sejenis menyampaikan apa yang perlu disampaikan.

Kayanya tulisan saya nanti akan menimbulkan kontroversi, entah ada yang komentar langsung atau sekedar membatin "ih ternyata nuri begini" , "lah nuri begini toh" atau kalimat keheranan lainnya hehehe (pede amat yak)

Kemarin di kantor pas tanggal 19 Juli 2017, hari kamis, jam 19.00 kayanya, saya dan dua teman saya lagi makan malam, bakmie roxy yang belinya ga di Roxy tapi di Cikini (ett ga penting).

Saya diinterogasi sama mereka, diawali dengan 
- mba nur umur lu berapa sih?
- 25 gw
- ah masa?
- haha dikata gw boong kali, gw 25, nanti November baru 26.
- lah kita beda setaun doang
- emanggg, dikata gw udah tua banget kali yaa, mentang-mentang badan gw bongsor muka gw boros hahaha
- mba nuri ga pengen nikah?
- Masya Allah, mauu lah, masa ga mau nikah sih
- terus kenapa belum?
- ya belum ada
- ketinggian sih kriterianya
- haha kata siapah, lu aja ga pernah nanya
- terus? 
- yaa ga terus, memang belum ada, belum ketemu
- tapi ada yang deket?
- ada, gw sama temen-temen gw deket
- ah elah mba nuri pura-pura aja nih
- buat apa sih, emang ga ada
Dan ini masih terus berlanjut 5-6 kalimat-kalimat pertanyaan yang intinya hanya butuh penegasan.

Saya ga marah sama sekali pada saat ditanya itu, santai, bahkan saya ketawa-ketawa menjawabnya haha.

Jadi begini, kenapa saya nulis hal ini di blog yang biasanya saya tulis cerita tentang jalan-jalan? Karena kalau saya jadiin status di facebook kurang dapet feel nya (tsailah).

Apa yang bisa digaris bawahi?

1. Ga selamanya yang lu liat baik-baik aja itu beneran baik
2. Ga selamanya yang lu liat tenang-tenang aja itu beneran tenang
3. Ga selamanya yang lu liat kaya itu beneran kaya
4. Dan ga selamanya ga selamanya yang lainnya.

Kenapa pertanyaan ini muncul dari mulut temen kerja saya?

1. Karena saya jarang terlihat gelisah masalah jodoh kalau lagi kumpul
2. Karena saya terlihat begitu alim sehingga mereka beranggapan kriteria saya begitu tinggi
(ini saya dapet jawabannya bukan tebak-tebakan atau karena saya peka, tapi karena saya tanya ke mereka langsung)

Ketahuilah, saya gelisah dan saya tidak alim, saya hanya berusaha untuk tetap terlihat begini.

Wajar kah?

1. Wajar seusia saya memikirkan tentang pernikahan karena memang usianya sudah cukup
2. Ketika saya masuk komunitas dakwah tidak jarang yang usianya jauh dibawah saya sudah menikah bahkan sudah punya anak

Tapiiiii

Bukan itu yang perlu ditanam di pikiran kita. Yang saya yakini "Allah Maha Mengetahui" "Allah selalu tepat, tidak ada yang kecepetan dan tidak ada yang terlambat" "Allah tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan hamba-Nya" dan kekuasaan Allah lainnya.

Udah itu aja..

Yaa tapi kan harus ada ikhtiar nya, iya saya ikhtiar ko, tapi perlu kah saya umbar? perlukah saya laporan kepada kalian? hehehe

Nah berarti lu jangan menutup diri, tidak, saya tidak pernah menutup diri sama sekali. Ada beberapa teman dekat saya yang coba mengenalkan saya dengan teman-temannya, saya respon dengan baik, saya sampaikan update-update nya ke teman yang mengenalkan agar tidak merusak hubungan. 

Sebenernya ini lebih ke "ga usah sotoy" "tabayyun aja dulu" kita ngobrol, dimana gitu di alun-alun Bekasi boleh ada takoyaki enak deh hehehe.

Saya inget kalimatnya founder KeKe 

"Kalian itu belum nikah karena bisa jadi kalian sedang mengharapkan orang yang sama sekali tidak tahu bahwa Kalian mengharapkannya."

Mikir ga luh?
hahaha, pas denger kalimat itu saya langsung tengok-tengokan sama temen dan bilang "iya juga yaa, astagfirullah"

Kalau sudah siap silahkan menikah, kalau belum siap silahkan puasa. Sudah itu saja.

Kalau kata Ustadz Felix, 

"Orang yang siap menikah adalah, yang ketika ditanya, "kamu siap menikah?" Dan dengan tegas dia menjawab "iya siap", tidak pakai aa uu, atau tapi."

Nah eta.

Saya pun masih belajar, "seharusnya tuh gimana sih?" 


Karena proses hijrah adalah sepanjang hayat.


Dan buat ladies, akhwat-akhwat sholihat kurangi galau yaa, tidak perlu terlalu sering memikirkan status yang belum berubah-ubah :"(


Duh apa sih ini hahaha, ngetik sambil ketawa tapi ga sadar ujung sudut mata basah haha.


Intinya mungkin lebih ke "mari kita saling menghargai yaa" dan sering-sering menjalin komunikasi yaa jangan hanya bersangka-sangka.


Udah gitu aja, maaf tidak menggunakan ejaan yang baik dan benar :)



Tulisan ini dibuat dari jam 12.00 - 13.12 WIB.
Menerima kritik dan saran, boleh di forum terbuka atau japri.



Calon Pengantin
Nuri Novianti Pramesti













Jumat, 30 Juni 2017

Short a getaway ~ Villa Aman D'Sini

Halooo

Assalamualaikum...

Masih nuansa Idul Fitri, silaturahim ketemu teman-teman SMA, karena mumpung lagi sama-sama libur. Tanggal 30 Juni 2017 atau 6 Syawal 1438 H saya mengagendakan untuk ketemuan sama Octopus, nama geng saya pas SMA, karena kebetulan anggotanya 8, dan dulu di pelajaran biologi dijelasin bahwa gurita (red: octopus) tentakelnya ada 8 hehehe. 

Nah janjian jam 13.30 paling ngaret ketemu di Green Terrace TMII, eh taunya pada ngaret (termasuk saya hehe) saya datang jam 13.40, ga lama Yelfi datang, terus jam 14.08 Veby datang, Arini datang jam 14.35 juara emang sist cantik satu ini hahaha. Karena satu dan lain hal yang bisa ikutt kumpul cuma 4 orang, yang 4 lainnya berhalangan hadir.

Sebelumnya di grup whatsapp Veby udah nyampein kalau dia mau ajak kita ke Villa Aman D'Sini terus saya googling, dan hasilnya bagus pisan.

Oke, ketika formasi udah lengkap kita langsung cuss berangkat ke lokasi.

Dari namanya agak unik yaa, yang bikin kayanya pede banget kalau ini tempat tuh aman dan ya cuma dia Villa yang aman hahaha, oke skip.

Dari TMII kita masuk tol Jagorawi, keluar di Sentul Selatan, tarif tol nya saya lupa berapa, kalau ga salah Rp 7.500,- nah keluar tol kita pakai aplikasi waze dan gmaps, itu cukup membantu dalam memberitahu arah dan tujuan. Hmm kurang lebih keluar tol masih 20 - 30 menit deh, total perjalanan 1 jam, di tol lancar banget, untuk akses cukup gampang, cuma yaa itu, pas keluar tolnya itu jalanannya agak berkelok-kelok, masuk komplek gitu, dan ga terlalu besar jalannya, jadi harus gantian sama yang dari arah sebaliknya.

Dannnn, alhamdulillah sampai juga, kurang lebih kita sampai di Villa Aman D'Sini jam 15.40.


Parkir nya langsung bayar, tarif nya Rp 5.000,-, dari tempat parkir ke area restorannya itu jalan sekitar 20 meter. Nah abis jalan 20 meter ketemu pintu gerbang (?) atau pintu utama yang dijaga sama warga setempat, mereka bilang pas kita mau masuk 
pegawai : Penuh teh
kita : Lah terus ga boleh masuk gitu?
pegawai : kalau mau makan penuh
kita : terus? kita mau liat dulu boleh ga? jadi kalau misalnya memang penuh ya kita keluar lagi
pegawai : iya bisa, bayar Rp 25.000,-/orang
Veby : oh ada tiket masuknya?
pegawai : iya begitu, kalau nanti  di dalam makan, bisa dikurangin, tinggal bayar kekurangannya aja, koinnya bisa ditukar di dalam.
kita : oke, kalau misal ga makan atau ga jadi bisa kembali uang?
pegawai : ga bisa teh.
kita : ohh, (Yelfi ngeluarin uang)
-------

Ya kurang lebih begitu diskusi alot antara geng octopus dengan geng aman d'sini hahaha.

Sebenarnya saya udah baca sih sedikit review dan saya sudah tau adanya HTM ituu, cuma biar seru aja hihihi. Saya baca disini https://koperbunda.com/villa-aman-dsini-sentul/ 
Terimakasih Koper Bunda.

Nah pas masuk itu disambut dengan karpet hijau berupa rumput, aroma dan hawa pas masuk tuh beda, kaya tenang banget, dan di dalam tuh sepi eh ga sepi juga sih, cuma ya paling 50 - 60 orang aja, dengan kawasan yang cukup luas terbagi beberapa spot itu sepi sih menurut saya.



Terus kita berempat cari tempat duduk, pertama dapet di samping kolam renang, tapi kursinya cuma 3, terus kita order makanan, menunya standar sih, ayam goreng, sop buntut, gurame kaya gitu-gitu lah, untuk snack nya ada kentang, pisang, mau tau ga harganya? buat saya ini cukup mahal, karena pisang goreng Rp 38.000,-, tapi it's oke ini bisa diterima, karena mungkin harga yang ditetapkan mengganti pemandangan yang bisa dinikmati. Saya ga sempet foto menunya, karena ga ada niat buat ngereview sebenarnya, cuma ko kayanya banyak yang kepo yaa hehehe, jadi dari pada saya jelasin satu-satu mending saya tulis sekalian, semoga bermanfaat.

Sibuk muter sana muter sini, cekrek sana cekrek sini, cari angel terbaik buat foto, eh lirik punya lirik di depan kolam renang ada yang udah selesai, pindah lah kita duduknya, Masya Allah emang tempatnya.

Nuri, Veby, Arini, Yelfi






Masya Allah, cantik banget pemandangannya. Itu diatas beberapa foto yang saya ambil dari beberapa sudut di Villa Aman D'Sini. Maaf masih amatirrr hihi.

Setelah dapet beberapa kali jepret hujan deras, oke kita harus cari tempat ketiga.

Kita pindah ke indoor, walaupun agak basah-basah juga karena cuma ditutup pakai hordeng bambu.

Untuk musholla nya cukup besar, mukena nya juga bersih.

Hujan sudah mulai agak reda, sekitar jam 17.15 kita keluar buat foto-foto (lagi), sekalian keluar dari situ, karena jam bukanya dari jam 11.00 - 18.00 WIB.




Dirasa cukup kita keluar, pindah tempat untuk cari makan, ah poong sebagai pemenang, dan liburan selesai.

Jadiii, buat kalian yang waktunya terbatas karena padatnya pekerjaan dan butuh liburan, tempat ini bisa jadi alternatif, karena mata kalian akan dibikin rileks dengan dekorasi yang Allah buat.

Oia just fyi aja, setau saya yang penukaran koin Rp 25.000,- di depan itu hanya berlaku untuk menu makanan besar/berat, dan dihitungnya pun tidak diakumulasi, contoh, makan sop buntut Rp 100.000,- ya hanya bisa digunakan satu koin atau per person gitu deh, jadi Rp 100.000,- dikurang Rp 25.000,- .
Tidak berlaku untuk snack dan minuman, jadi ikhlasin aja yaa Rp 25.000,- nya buat foto-foto hehehe.

Terimakasih


Wassalamualaikum...