Minggu, 08 Juli 2018

Bagaimana Caranya Membuat Kacamata Menggunakan BPJS Kesehatan?


Bismillah...

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Jumpa lagi, bersama Nuri disini *nadanya Lagu Meisy hahaha


Jadi begini, saya ini pengguna kacamata, udah pada tau yaa? Iyalah kan ada foto-fotonya yaa hahaha...



Nah ceritanya kacamata udah ga enak, setelah diingat-ingat ternyata terakhir ganti 2014, yang artinya itu sudah empat tahun yang lalu.

Akhirnya cari-cari info tentang penggunaan kartu BPJS dalam pembuatan kacamata. Yaaa kalau dipikir sudah difasilitasin kantor, dianjurin pemerintah juga yaudah kita manfaatin aja.

Pertama adalah pastikan kalian memiliki kartu BPJS, kedua pastikan iurannya setiap bulan dibayar, ketiga, pastikan kalian memang butuh membuat kacamata hahaha maaf becanda.

Eh tapi serius, memang harus begitu hehehe.

Pertama, untuk membuat kacamata ini kita harus ke klinik terdekat, klinik yang memang direkomendasikan di kartu BPJS kita, karena biasanya itu merupakan klinik terdekat dari domisili kita.

Kedua, sampaikan maksud dan tujuannya kita ke klinik ke mba-mba bagian depan atau istilahnya frontliner. 

Ketiga, setelah itu si mba-mbanya meminta kartu bpjs kita, dicatat di buku mereka, sesudah itu biasanya kita akan ditensi dulu, yang dipompa sampai kerasa sakit itu loh tangannya.

Keempat, kita akan dipanggil masuk ketemu dokter umum di klinik tersebut.

Setelah ketemu dokternya, kita minta tolong untuk dibuatkan surat rujukan, nanti beliau tanya, mau dirujuk ke rumah sakit mana, nah kemarin saya minta dirujuk ke Rumah Sakit Budi Lestari yang di Kalimalang. Saya sih tidak merekomendasikan kesini yaa, saya hanya sampaikan pengalaman saya.

Setelah dapat surat rujukan, kita coba langsung ke rumah sakit yang bersangkutan, cek jadwal praktik dokter matanya, kalau pas hari itu ada alhamdulillah banget, bisa langsung ambil nomor antrian.

Oia untuk ke rumah sakit kita harus bawa copyan surat rujukan, kartu BPJS, KTP, udah itu aja kayanya, untuk pastinya tanya ke mba-mba yang di klinik yaa.

Nah setelah berkas lengkap, jadwal dokter dapat, nomor antrian pun sudah di tangan, kita menunggu, menunggu nama kita dipanggil.

Setelah nama kita dipanggil, kita dicek matanya, untuk tau minus berapa, nah saya nambah minusnya, sebelumnya kalau ga salah ingat, itu kanan kiri 2,75, sekarang jadi 3,5. Saya sih berharap netijen matanya sehat jangan kaya saya, ga enak, burem hehehe.

Setelah dapat surat dari dokter mata itu kaya sejenis resep, kita disuruh ke meja informasi di rumah sakit itu.

Kemarin pas saya ke meja informasi, saya tanya, "mba ini saya sudah dapat hasil cek mata, terus gimana?"
Mbanya jawab, "oh ini harus ditinggal, saya ga bisa pastiin bisa sehari, dua hari, seminggu, atau sebulan."
"hah maksudnya gimana mba? emang mba mau ngapain?"
"iyaa, ini saya harus laporkan dulu ke PIC BPJS nya"
"ohh, terus gimana maksudnya?"
"kalau mau cepet mba langsung ke kantor BPJS aja, tanya langsung kesana, jadi ga perlu lewat kita"
"oh yaudah klo gitu"

____________

Akhirnya saya agendakan untuk ke kantor BPJS.

Kalau di Bekasi, kantornya dekat alun-alun, Masjid Al Barkah, https://www.uberkota.info/2017/09/kantor-bpjs-kesehatan-kcu-bekasi.html.

Pas sampai saya langsung ke arah antrian orang-orang, yang jaga security, nanya keperluan kita.

Terus saya bilang, "ini pak, saya mau tanya, resep dokter untuk bikin kacamata bisa dicover atau tidak?"

Kemudian saya dikasih nomor antriannya.

Nunggu sekitar 15 menit nomor saya dipanggil, di Bekasi pelayanannya lumayan banyak, sampai ada 12 loket.

Saya jelasin ke mba nya, kata mba nya, "ini saya input dulu, nanti kalau dari atas sudah konfirmasi, mba saya panggil lagi."

"oke"

--Nunggu lagi--

15 menit kemudian nama saya dipanggil.

Dikasih kertas legalisasi dan daftar optik yang BPJS rekomendasikan.

Berikut kertas-kertas yang saya terima.

Dari klinik dapat Surat Rujukan.

Dari RS Budi Lestari dapat Surat Elegibilitas Peserta dan Resep Dokter.

Dari Kantor BPJS dapat Surat Legalisasi dan Daftar Optik.

Surat Elegibilitas Peserta

Resep Dokter

Surat Legalisasi

Daftar Optik

Oke sudah selesai kita dapat surat legalisasi, kita bisa langsung ke optiknya. Bisa telpon dulu tanya-tanya.

Nah saya dicover kantor BPJSnya yang kelas 2, jadi alhamdulillah dapat Rp 200.000,-.

Sebelumnya saya coba ke optik yang di Galaxy, tapi ternyata frame pilihannya terbatas, dan ga simpatik deh sama mas-masnya, maaf.

Akhirnya saya ke Optik Duplomat depan stasiun Bekasi, samping percetakan Primagraphia. Disini lebih banyak pilihan framenya, dan dilayaninnya selayaknya customer hehehe.

Setelah pilih-pilih, akhirnya pilihannya saya jatuh ke frame yang di foto atas, harganya Rp 120.000,-, kacanya Rp 200.000,-, jadi saya berkewajiban menambah biaya sebesar Rp 120.000,-.

Sempat ditawarin bahan mika yang tidak tembus sinar uv, tapi nambahnya lumayan sekitar Rp 320.000,-, berarti harganya Rp 520.000,-, sayang ah uangnya hihihi.

Sudah selesai milih, dikasih kwitansi buat pengambilan, lupa difoto euy, jadinya 5 hari.

Gimana-gimana? Lumayan kan? Dan cukup mudah menurut saya prosedurnya.
Oia pembuatan kacamata ini berlaku untuk 2 tahun yaa, 2 tahun yang akan datang baru kalian bisa bikin rujukan pakai BPJS Kesehatan lagi, kalau belum 2 tahun ga bakalan dicover sama BPJS Kesehatan.

Nah ini alur yang sempat saya foto sewaktu menunggu kacamata saya diambilkan oleh mba-mbanya di Optik Duplomat.




Sekian sharing-sharingnya, semoga bermanfaat.


Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh...








Kamis, 28 Juni 2018

Dari Sebuah Benda yang Disebut Hati

Bismillahirrahmanirrahim...


Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Karena saya sering banget update di instagram dengan caption yang saya anggap buah dari pikiran saya pribadi. Saya mau menuangkannya dalam blog pribadi saya.





Cekidottt....


Kalau ada yang ngerasa "pas" itu Qadarullah hehehe.


10 Oktober 2016
Aku berlari bukan untuk menghindar, tapi untuk mempercepat langkah agar bisa segera sampai tujuan.


6 Januari 2017
Tentang rencana yang belum tentu terlaksana, karena Allah yang punya kuasa.


20 Januari 2017
Sometimes women tried so hard to find the right words.


21 Januari 2017
Sering bingung? Silahkan siapkan waktu terbaik untuk diri Anda sendiri, lakukan hal yang menyenangkan diri, dan tanya apa maunya hati ini?


1 Februari 2017
Tentang aku, barangkali yang kamu lihat hanyalah yang terdapat pada matamu.
Aku dengan kerudungku,
Aku dengan kacamataku,
Ya memang aku begitu.
Tapi kamu tak tau apa yg ada di hatiku.
Barangkali klu ini bisa membantu, biar ku beritahu.
Ini tentang sebuah rahasia yg hanya bisa dilihat dan dipahami dengan ilmu dan (ke)mampu(an).
Kalau belum bisa hentikan saja langkahmu, daripada menyakitiku.


5 Februari 2017
Tentang bayangan, apakah memang kamu tak punya perasaan?
Terus mengikuti tapi tak pernah menyampaikan pesan. Atau memang kamu ditakdirkan untuk demikian?


14 April 2017
Menyelimuti yang buruk dengan yang baik, alih-alih buat pemanis. Astagfirullah.


8 Mei 2017
Tak akan bahagia hidup seseorang kalau terus memikirkan masa depan dan mengkhawatirkannya; Mama~


8 Juni 2017
Ini pembahasan saya yang ke beberapa kali, ke beberapa orang, dan di beberapa waktu.
Terkait perbuatan baik dan niat.
Ketika semua perbuatan baik disembunyikan lantas siapa yang akan menyampaikan kebajikan?
"Semua itu tergantung niatnya", yap, yang tau niatnya siapa? Hanya Allah dan si pe-niat. .
Terus kenapa kamu mempermasalahkannya? 😉😉
Hehehe
~~~~~~~~~~
Sahabat ku yang sholih dan sholihah, karena dakwah tak melulu ceramah, tingkah laku kita pun akan menjadi perhatian.



27 Juni 2017
Keluarga adalah ibarat sebuah dapur, kamu dapat memanfaatkannya sebagai tempat mengolah segala jenis bahan.
Apa yang kamu sajikan dan bagaimana kamu menyajikannya terkadang itu merupakan hasil olahan yang kamu lakukan di dapur.
Jangan pernah lelah untuk berusaha membahagiakan keluarga.


17 Juli 2017
Kalau memang aku harus bertahan semoga itu karena Allah, kalau memang aku harus meninggalkannya semoga itu pun karena Allah.
Semoga kalian sehat selalu, diberikan rezeki yang berkah dan berlimpah, dikaruniakan badan dan hati yang sehat, keluarga yang bahagia dunia dan akhirat
Kalau memang suatu saat nanti kita harus saling tinggal meninggalkan, semoga tetap memberikan manfaat dimanapun kalian berada.
Terimakasih untuk kebersamaannya 😊😊


4 Agustus 2017
Bahagia tidak melulu sederhana, terkadang butuh air mata yang berderai dengan sempurna.
Namun sejatinya, bahagia kita yang rasa, lantas mengapa masih menuntut pada yang fana?
(Lagi) tidak melulu yang terlihat tenang beneran tenang, tidak melulu yang terlihat ceria beneran ceria, dan tidak semua yang kalian lihat itu nyata begitu adanya.



5 Agustus 2017
Tidak perlu membawa kamera kemana-mana hanya agar orang tersenyum kepada kita atau berharap mereka melirik kita.
Tidak perlu membawa mic kemana-mana hanya agar orang mendengarkan kita.
Tidak perlu. Atau kurangi harapan demikian.
Karena hidup tentang pilihan tanpa harus memaksakan.
Tugas kita berbuat baik saja.



17 Agustus 2017
Berharap tetap memberikan keindahan walaupun dengan sisa-sisa penghabisan.


29 Agustus 2017
Sebuah harapan, dengan secercah cahaya dalam kesendirian.


15 September 2017
Bicara masa lalu itu seperti melukiskan senyuman diatas luka. Barangkali indah, namun yaitu tadi, ada luka di dalamnya. #eaa hahaha


22 September 2017
Anggap saja kita sedang berdiskusi berdua, sambil kamu menikmati air kelapa mu dan aku menikmati senyum mu. #eaa #hahaha


7 Oktober 2017
Dekat boleh, namun tetap berjarak, karena terlalu dekat dapat menimbulkan gesekan, gesekan dapat membuat luka, yang entah ada obatnya atau tidak. Itu lah sebabnya sekarang ini saya jarang curhat sama manusia :")
Karena hati manusia ga ada yang tau. Dan Allah Maha Membolak-balikkan hati.



1 November 2017
Layaknya sebuah garis bila sendiri walaupun ada maknanya tetap saja tak indah dipandang mata.
Begitu juga manusia, kalau hanya sekedar hidup tanaman dipinggir jalan tol juga hidup, mereka pun bermakna dan bermanfaat namun bisa kah mereka mengambil keputusan dan menjalankan pilihan?



8 November 2017
Ini bunga, biar layu tetap indah. Kamu?


20 November 2017
Ambisi berapi-api untuk hal yang belum pasti, muda.
Kadang diskusi hal yang ga penting, mengharapkan jawaban yang memuaskan, tapi giliran diskusi penting ngalor ngidul memberikan jawaban agar bisa paham, padahal bukan butuh jawaban, hanya butuh waktu untuk duduk berdampingan.



27 November 2017
Ada yang dari jauh terlihat indah dan bila dilihat dari dekat ternyata semakin indah, tapi tidak berlaku untuk semua sepertinya. Karena ada yang dari jauh terlihat indah namun bila dilihat dari dekat buruk rupanya. Mungkin seperti bulan atau sifat manusia.

14 Desember 2017
Begitulah wanita, ada saja celahnya untuk menarik perhatian siapa saja yang ada. Maafkan ya.


16 Januari 2018
Terlihat rumit namun indah.
Barangkali seperti itulah kehidupan, rumit bila tak disisipkan rasa syukur disetiap celah.



16 April 2018
Lain hati lain pikiran. Ingin berlari tapi berharap ditahan. Ingin menyendiri tapi tak sanggup kesepian.


14 Mei 2018
Berbincang dengan hati, bertanya maunya apa diri ini, kadang suka emosi, kadang tertawa sendiri, dan lagi-lagi bertanya apakah ini normal terjadi(?) #eaa.


9 Juni 2018
Biarlah ada batasnya, asalkan bisa suci ke depannya.
Bila kelak takdir menyatukan kita, ku harap kau bisa menjaga hati sepenuhnya milik kamu dan milikku juga.
Jadi aku dan kamu berdoa dan mengusahakan hal yang sama agar disatukan dengan cara indah-Nya.



23 Juni 2018
Kenapa mengetuk banyak pintu kalau hanya satu yang dituju?
Kenapa mengucap rindu kalau tak ada niat untuk bertemu?



29 Juni 2018
Kalau maaf bisa mengobati luka, barangkali tidak ada hansaplast di dunia.



Silahkan disampaikan kalau ada yang merasa pernah baca tulisan di atas dan ternyata itu adalah hak cipta orang lain, dari buku, tumblr, atau apapun silahkan sampaikan di komen, akan saya perbaiki.



Terima kasih



Semoga sehat selalu :)

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Jumat, 08 Juni 2018

Jalan-jalan di Medan dan Sibolga

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Tema tulisan kali ini adalah, nuri pulang kampung asoy hehehe.

Jadi tgl 24 September 2017 ada salah satu pengurus komunitas Man Jadda Wajada Pusat yang menikah, akadnya tgl 9 September, tapi ngunduh mantunya tanggal 24 September 2017. Siapa dia? Namanya Shubhan biasa dipanggil bang suben, beliau tim divisi kreatif nya komunitas Man Jadda Wajada tapi pusat.

Domisilinya di daerah Medan Tembung. 

Nah munculnya undangan ini menimbulkan gejolak-gejolak ingin pulang kampung cieee, tapi memang waktunya terbatas banget, akhirnya diskusi punya diskusi, terpilih lah, berangkat tgl 21 September flight jam 10.50 WIB tiba di Kuala Namu jam 13.10 WIB. Pesawatnya sempat delay, naik Lion Air, kayanya delay sekitar 1 jam gitu, saya agak lupa, posisi sempat sholat Dzuhur di Masjid seberang Istana Maimun seperti perpustakaan atau apa gitu, terus Ashar dan Maghrib di Masjid Al Mashun. 

Saya berangkat berdua sama Alifi, pengurus juga tapi Man Jadda Wajada chapter Bekasi sebagai bendahara. Sebenarnya sih sama Andien, Riko, dan Adnan anak mereka berdua, tapi beda jam keberangkatan. Alhasil saya sama Lifi tiba di Medan lebih dulu, dari bandara tujuan utamanya ke Istana Maimun dan Masjid Raya Al Mashun.


Dari bandara saya sama Lifi naik bus yang tujuannya ke kota, terus diturunin di perempatan gitu, terus lanjut naik becak motor, padahal ga jauh, tapi tarifnya Rp 15.000,-, maklum baru pertama hehehe. Selesai sholat dzuhur di sebrangnya Istana Maimun, saya menuju Istana Maimun, niatnya mau masuk, tapi ternyata sudah tutup, jadi cuma bisa foto di halamannya aja.


Sok bobo cantik minta ditampol mukanya 😝

Girang ketemu kebun bunga matahari
Selesai foto-foto kita lanjut ke Masjid Al Mashun, saya lupa euy kalau ga salah sih jalan kaki. Deket sekitar 500 - 600 meter. Kita sampai pas waktu Maghrib. Lagi dan lagi, girang banget.


Selesai sholat Maghrib dan Isya saya janjian sama driver kawannya Bapak Dalimunthe, adik iparnya Papa. Sesudah dijemput di Masjid, kita menuju bandara, mau jemput rombongan yang satunya. Kita mau ke Sibolga, kita sampai di Medan hari Kamis, Bang Suben nikah hari minggu, jadi ada waktu Jumat dan Sabtu buat mampir ke kampung Papa. Singgah di tempat Oncu Rinda dan Bapak Dalimunthe.

Kita sampai di Sibolga hari Jumat pagi, terus sarapan, mandi, istirahat sebentar, jalan-jalan ke Pantai Bosur, naik becak motor, foto-foto, balik lagi ke rumah, istirahat, terus main ke pasar nyari keripik sambal, mampir ke pantai yang beda, liat sunset, pulang, malam kita dijemput lagi sama bapak drivernya. Pokoknya liburan padat hemat dan maksa hahaha.






Kebayang kan ya main di pantai tengah hari bolong, gimana panasnya heuu, tapi foto-foto sebuah ritual yang harus tetap dijalankan hahaha.

Tadinya tuh, saya ke Sibolga mau ke Pulau Mursala, mau ke air terjun di tengah laut, yang buat syuting film Gorilla, tapiiii aksesnya tidak memadai ga ada yang bisa nganter juga, akhirnya ke pantai yang terdekat aja.

Pulang dari Pantai Bosur, kita balik ke rumah, istirahat bentar terus abis ashar kita naik angkot mau ke pasar, nyari keripik sambal khas Sibolga. Naik angkotnya jauh, tapi murah, cuma Rp 5.000,-


Ini keripik tuh enak banget, ada terinya gitu, jualannya di gang kecil belakang pasar. Duh alamat lengkapnya ga tau ih, tapi kalau mau beli online dia punya instagram loh, @sibolgakeripiksambal. Ini enak dan sudah ada label halal Insya Allah.

Setelah beli cukup banyak saya dan teman-teman tadinya mau pulang ke rumah naik angkot lagi, tapi mau mampir-mampir, jadinya kita naik bentor, kalau ga salah ga mahal deh, Rp 10.000,- / Rp 20.000,- gituu. Kelamaan nih urang nyeritainnya jadi udah banyak yang lupa hahaha.

Tadinya kita mau mampir ke alun-alun tapi karena kita ga tau jalannya, jadi pas lagi jalan tau-tau masuk waktu matahari terbenam, jadi kita minta diturunin di pantai deh.

Pantainya ga ada namanya kayanya hehe, ini cuma ada tulisan SIBOLGA KOTA IKAN.


Cantik yaa sunsetnya, ini kondisi langit jam 18.30 waktu setempat dan fotonya cuma pake kamera hp Oppo R7 Lite.



Setelah selesai foto-foto kita pulang naik angkot lagi, tapi Adnan sempet uring-uringan pas di angkot, jadi Andien, Riko, dan Adnan turun duluan, saya sama Lifi turun pas depan jalan raya nya, lanjut bentor lagi buat ke dalamnya.

Mandi, sholat, makan, istirahat, bangun pagi, berangkat ke Medan lagi.

Andien - Adnan - Lifi - Nuri - Oncu Rinda - Bapak Dalimunthe
Nah ini rumah yang saya tumpangi, rumah Oncu Rinda, adiknya Papa.
Kita dijemput lagi sama travel yang kemarin nganterin.

Kita minta buat mampir ke Danau Toba, buat liat-liat aja. Karena kita harus tiba di Medan sesegera mungkin. Danau Toba bagus, saya harus kembali.



Foto-foto sambil makan siang di Lapo, warung makan dalam bahasa Medan. Danau Toba ada di Parapat, hawanya dingin, kaya di puncak, Bogor Jawa Barat.

Obsesi Jombs manggil calon suami 😂


Keren sih ini pemandangannya
Oke sudah cukup, kita cuss melanjutkan perjalanan ke Kota Medan, rumahnya calon pengantin.

Kalau tidak salah kita sampai di rumahnya Bang Shubhan jam dekat Maghrib, tapi masih sempat buat Ashar dulu.

Setelah ngobrol-ngobrol kita diantar ke kontrakan yang disewa harian gitu khusus buat saudara dan kerabat Bang Shubhan. Kita dapet 2 kamar, 1 untuk Andien, Riko, dan Adnan. Satu lagi saya dan Lifi.

Tempatnya nyaman deh.



Istirahat dengan nikmat.

Bangun pagi, pake bedak, lipstick dikit, terus kondangan deh, jalan kaki aja, dekat betul.


Andien, Adnan, Riko, Shubhan, Tiwi, Lifi, Nuri, Fahri
Lucu yaa, warna seragamnya, adem gitu diliatnya kaya senyumannya dia *ehh 😝

Pernikahan orang Medan yang arahnya lebih ke Melayu itu memang lama, beberapa rangkaian acaranya cukup panjang. Apalagi ini ngunduh mantu 2 pengantin. Jadi klo diliat ini tuh sampingnya Bang Fahri ada adiknya Bang Shubhan yang duduk di pelaminan dengan istrinya. Jadi acaranya digabung. Sebelumnya sudah melaksanakan akad di kediaman mempelai wanita masing-masing.



Di tengah acara Lifi harus pamit duluan, karena dia ga ngajuin cuti, jadi ya harus pulang hari Minggu. Akhirnya, saya, Andien, Riko, dan Adnan nganter Lifi ke Bandara Kuala Namu.
Setelah antar Lifi kita mampir jajan, saya nyobain mie ayam nya dari Medan. Lucu, kaya mie rebus pake telur rebus utuh.



Setelah makan kita memilih untuk kembali ke kontrakan, karena habis marathon Medan - Sibolga - Medan masih butuh slonjoran hehe.

Senin saya ambil cuti tgl 25 itu, karena biar bisa jalan-jalan di Medannya. Pulang tgl 26 Septembernya.

Senin pagi kita dikasih sarapan lontong sayur Medan. Ini juga lucu isiannya kaya nasi uduk.



Abis sarapan disuruh siap-siap kita mau jalan-jalan ke Masjid dan Istana Maimun yang sebelumnya sudah saya datangi sama Lifi.

Nah akhirnya saya masuk ke Istana Maimun, kemarin kan cuma di halamannya aja. Di dalamnya ada penyewaan baju adat pengantin gitu, tapi karena saya belum memiliki pasangan, jadi cukup liatin Andien dan Riko, Shubhan dan Tiwi heheuu.



Pengantin Baru (anak satu)
Duh saya lupa tiket masuk dan sewa pakaian adatnya berapa, silahkan google di tempat lain yaa.

Setelah selesai foto-foto di dalam kita keluar, eh ketemu sama ibu-ibu cantik yang lagi pakai pakaian adat, meriah bingitsss.


Setelah selesai kita ke Masjid Raya Al Mashun, foto-foto (lagi) tanpa Lifi.


Sedang Direnovasi


Ini foto bonus nih, tapi jangan diketawain yaa, karena ga boleh tertawa di atas penderitaan orang lain hehehe.

Liat tangannya Tiwi sama Andien coba
Setelah itu kita ke Ucok Durian, enak, tapi mahal yaaa. Kayanya mendingan ke tukang duren pinggiran biasa aja, ga usah ke ucok.



Alhamdulillah malam itu ditutup dengan yang manis.

Dan bersiap untuk pulang besoknya.

Alhamdulillah terima kasih semuanya.


Sekian liburan saya di Medan dan Sibolga.

Saya akan kembali, dengan cerita yang lebih manis, dan dengan orang tersayang, Insya Allah.

Mohon maaf cerita kali ini tidak bisa mendetail biaya yang sudah saya keluarkan, sudah terlalu lama euyyy...




Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.


Minggu, 11 Maret 2018

Yogyakarta with Mama - Part 2


Assalamualaikum...
Piye kabare? Apik?

Hehehe, saya di Jogja 2,5 hari masih aja cuma hafal itu. Lebih baik dengerin orang batak ngomong kayanya, karena waktu di Medan saya ngerti mereka ngomong apa, kalau pas di Yogya saya ga ngerti kalau ga nanya. Eh saya belum nulis perjalanan saya ke Medan yaa, hehe Insya Allah abis ini yaa, mudah-mudahan ga lupa.

Hari kedua, hari Jumat tanggal 3 Maret 2018, ternyata keponakan saya, Sasa disuruh cuti sama ibunya (Mba Yayuk) untuk nemenin saya dan Mama jalan-jalan agak ga enak, tapi alhamdulillah juga sih hehehe.

Akhirnya kita konvoi, 2 motor, saya sama Sasa, Mama sama Mba Yayuk boncengannya. 


Tujuan pertama kita ke Merapi Park, The World Landmark.

Perjalanannya sekitar 30 - 45 menit. Tiket masuknya Rp 15.000,-, parkir motornya Rp 2.000,- bayar di awal.

Loket

Pintu Gerbang
Jadi Merapi Park itu kaya taman yang isinya adalah miniatur-miniatur simbol negara, contoh ada Menara Eiffel, terus Menara Pisa, macem-macem deh, memang lagi hits katanya di Yogyakarta. For your information ini panas bingits, allhamdulillah dikasih cerah sama Allah. Nah untungnya berangkat dari pagi, jadi jam 09.00 pas loket buka kita dateng.



Kasian sendirian, padahal kursinya buat berdua




Setelah puas foto-foto disini kita cuss langsung ke Tebing Breksi, tapi ngelewatin Candi Plaosan, dimana dia? Cek di ( https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Plaosan ).
Sebenernya ga ada niat buat ke Candi Plaosan, tapi karena sejalan akhirnya kita mampir sebentar, lagi-lagi buat tau sejarahnya dan foto-foto.

Di Candi Plaosan ada bapak-bapak yang semangat banget jelasin tentang adanya Candi Plaosan itu, dari kisahnya itu ceritanya dulu, ada seorang putri raja beragama Budha menikah dengan seorang raja beragama Hindu, nah mereka membangun candi ini. Tiket masuk Candi Plaosan Rp 5.000,-/orang, bayar parkirnya Rp 2.000,-

Eh ternyata si bapak yang cerita ini atau istilah guide jago foto loh hehe, saya dan keluarga diatur gayanya sama beliau, dan hasilnya ga jelek.




Eh maaf kalau untuk yang ini yang fotoin Sasa, saya tawarin foto beliau tak mau, bosen atau panas atau males mungkin yaa hehe.
Kalau ga salah candinya tuh ada 2, persis, serupa.

Nah ini di bawah yang difotoin sama bapak-bapak guide yang dibayar seikhlasnya doanya panjang betul.



Sudah selesai foto-fotonya, kita lanjut perjalanan menuju Tebing Breksi, ini tuh batu-batu vulkanik yang purba, ukurannya besar-besar, sebelum-sebelumnya masyarakat atau instansi juga mengambil batu-batu disini untuk keperluan mereka, nah ternyata ada larangan untuk melanjutkan penambangan di area tersebut, karena setelah diteliti merupakan cagar budaya. Nah karena melihat potensi ini mungkin warga sekitar mencari cara lain untuk memanfaatkan area tersebut, terlebih memang pemandangannya indah. Setelah itu batu-batunya dipahat sama seniman lokal dikelola, disediakan tempat foto, tempat makan, dan masjid untuk ibadah umat Islam. Untuk lengkapnya monggo cek google atau tanya warga sekitar biar valid. ( http://jalanjogja.com/sejarah-penyelamat-tebing-breksi-prambanan/ )

Tebing Breksi ini lucu, padahal lagi hits juga, tapi tiket masuknya seikhlasnya, bayar parkirnya Rp 2.000,-. Nah kita berempat sampai di Tebing Breksi ini sekitar jam 12an lagi panas-panasnya dan lagi lapar-laparnya, jadi Mama dan Mba Yayuk ga ikutan naik untuk foto-foto. Nah Sasa dengan senang hati nemenin saya keliling dan foto-fotoin saya.




Masya Allah, ini keren banget, saya bisa lihat pemandangan dari atas, keren banget. Di depan saya ini tebing yang lebih besarnya, kaya bukit yang bisa lihat pemandangan dan banyak spot foto kekinian dengan cukup membayar seikhlasnya.





Dirasa cukup saya dan Sasa turun, menyusul Mama dan Mba Yayuk makan siang. Ada sejenis foodcourt nya dan makanannya murah euy.



Bakmi Jawa Rp 10.000,-





Ciptaan Allah memang luar biasa, ga masuk nalar manusia, saya pikir ini batunya berlumut, ternyata memang batunya memiliki guratan warna hitam, kuning, dan hijau.

Sudah selesai makan lanjut sholat dzuhur dan turun ke arah kota. Nah ini, Mama dan Mba Yayuk mau ke Bantul, mau ke tempat saudara Mama yang satunya, qadarullah Sasa ada orderan, harus kirim pesenan orang ke Kantor Pos alhasil kita mencar pas di Ring Road tuh, Mama sama Mba Yayuk ke Bantul, saya sama Sasa balik ke Lempuyangan, pulang. Alhamdulillah bisa selonjoran, bisa ngadem hehehe. Mama nih yang saya pikirin, aman ga yaa, itu jauh banget loh, dari Ring Road masih sekitar 1 - 2 jam naik motor. Mudah-mudahan sehat aja, batin saya.

Betul aja, 2 jam kemudian Mba Yayuk telpon, katanya urusan di Bantul sudah selesai, dan kita mau ketemuan di Toko Batik Yudhistira, yang menurut mereka cukup murah dan ada AC nya, soal kenyamanan lebih baik ini daripada Pasar Beringharjo, menurut saya. Jl. Taman Siswa No.150 A, Wirogunan, Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55151, ini alamat lengkapnya versi google.
Disini saya dapet kemeja harganya Rp 49.500,-, dan kemarin Jumat saya pakai ke kantor kata teman saya baju batiknya motifnya bagus hehehe.


Selesai belanja dari Toko Batik Yudhistira, kita pulang, capek banget yaa keliling seharian, apalagi Mama kan. Tapi beliau masih bisikin saya, "besok tetep ke Beringharjo yaa, Mama kan belum dapet", "iyaaa".

Istirahat. Bangun pagi hari Sabtu tanggal 3 Maret 2018, kereta sore, aman, masih bisa jalan.

Saya ke Malioboro lagi, tujuannya Pasar Beringharjo.

Pas dari tempat parkiran ada diskusi dengan Mama saya;

Nuri : Nah ini pintu masuknya, hafalin ahh, B3, itu parkiran motor, oke.

Mama : (Belok kiri)

Nuri : Lah Mama mau kemana? Itu pintunya tuh, masuk dari situ aja.

Mama : Ohh, kirain mau makan dulu (cemberut, ngambek)

Nuri : Mau makan? Oh yaudah ayoo

Mama : Ga usah, langsung masuk aja

Nuri : (Lah ngambek)

Mama : (keliling)

(Toko masih pada tutup, baru sebagian yang buka)

Nuri : Yaudah Mah, ayo cari makan dulu.

Mama : Yaudah ayoo, tuh pecel

Makanlah kita di depan pintu masuknya, makan pecel pinggiran yang di trotoar, lah mahal ciin, berdua doang makan pecel Rp 33.000,- hahaha.

Percakapan di atas seperti "oh perempuan kalau ngambek begini, oh perempuan ternyata minta orang lain yang peka dengan cara kaya gini, lah emak gw ngambek" hahaha.

Selesai makan Mama belanja deh.

Selesai belanja kita cari toko Bakpia Kencana, modal google maps di handphone dan headset.

Ternyata Bakpia Kencana pabriknya di Wates, dia hanya ngedrop dagangannya ke beberapa toko gitu, kali ini yang dekat dengan Malioboro adalah di jalan H.O.S Cokroaminoto.

Karena tokonya bareng sama restoran, akhirnya saya makan disini juga, setelah itu kita balik ke rumah, packing.

Alhamdulillah selesai, pulang tiba di stasiun Bekasi jam 01.30 tanggal 4 Maret 2018, bisa istirahat, bisa nyuci baju kotor selama liburan, sebelum Seninnya mencari nafkah lagi hehe.

Jadi liburan kali ini punya tujuan, selain bikin Mama senang dan saya sendiri juga senang, saya ingin menjalin keakraban dengan Mama saya, saya di rumah jarang ngobrol sekalinya ngobrol saya harus ikhlas mendengarkan beliau cerita berita hoax yang beliau dapat dari grup Klub Volinya. Saya harus ikhlas mendengarkan beliau cerita berita kejahatan yang menyedihkan yang beliau dengar dan tonton dari televisi. Menyedihkan memang. Saya ingin membangun kemistri dengan Mama saya sendiri, alhamdulillah saya mendapatkan apa yang saya inginkan. Terima kasih Allah untuk kesempatannya.

Bersyukurlah kalian yang sudah akrab dengan Mamanya. Dan doakan yang baik-baik untuk saya dengan Mama dan Papa saya dan keluarga saya.

Terima kasih sudah mau membaca 💗😘


Semoga kita bisa jadi anak yang membuat orangtua kita ringan menuju surga-Nya Allah.







Wassalamualaikum.