Bismillah...
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Jumpa lagi, bersama Nuri disini *nadanya Lagu Meisy hahaha
Jadi begini, saya ini pengguna kacamata, udah pada tau yaa? Iyalah kan ada foto-fotonya yaa hahaha...
Nah ceritanya kacamata udah ga enak, setelah diingat-ingat ternyata terakhir ganti 2014, yang artinya itu sudah empat tahun yang lalu.
Akhirnya cari-cari info tentang penggunaan kartu BPJS dalam pembuatan kacamata. Yaaa kalau dipikir sudah difasilitasin kantor, dianjurin pemerintah juga yaudah kita manfaatin aja.
Pertama adalah pastikan kalian memiliki kartu BPJS, kedua pastikan iurannya setiap bulan dibayar, ketiga, pastikan kalian memang butuh membuat kacamata hahaha maaf becanda.
Eh tapi serius, memang harus begitu hehehe.
Pertama, untuk membuat kacamata ini kita harus ke klinik terdekat, klinik yang memang direkomendasikan di kartu BPJS kita, karena biasanya itu merupakan klinik terdekat dari domisili kita.
Kedua, sampaikan maksud dan tujuannya kita ke klinik ke mba-mba bagian depan atau istilahnya frontliner.
Ketiga, setelah itu si mba-mbanya meminta kartu bpjs kita, dicatat di buku mereka, sesudah itu biasanya kita akan ditensi dulu, yang dipompa sampai kerasa sakit itu loh tangannya.
Keempat, kita akan dipanggil masuk ketemu dokter umum di klinik tersebut.
Setelah ketemu dokternya, kita minta tolong untuk dibuatkan surat rujukan, nanti beliau tanya, mau dirujuk ke rumah sakit mana, nah kemarin saya minta dirujuk ke Rumah Sakit Budi Lestari yang di Kalimalang. Saya sih tidak merekomendasikan kesini yaa, saya hanya sampaikan pengalaman saya.
Setelah dapat surat rujukan, kita coba langsung ke rumah sakit yang bersangkutan, cek jadwal praktik dokter matanya, kalau pas hari itu ada alhamdulillah banget, bisa langsung ambil nomor antrian.
Oia untuk ke rumah sakit kita harus bawa copyan surat rujukan, kartu BPJS, KTP, udah itu aja kayanya, untuk pastinya tanya ke mba-mba yang di klinik yaa.
Nah setelah berkas lengkap, jadwal dokter dapat, nomor antrian pun sudah di tangan, kita menunggu, menunggu nama kita dipanggil.
Setelah nama kita dipanggil, kita dicek matanya, untuk tau minus berapa, nah saya nambah minusnya, sebelumnya kalau ga salah ingat, itu kanan kiri 2,75, sekarang jadi 3,5. Saya sih berharap netijen matanya sehat jangan kaya saya, ga enak, burem hehehe.
Setelah dapat surat dari dokter mata itu kaya sejenis resep, kita disuruh ke meja informasi di rumah sakit itu.
Kemarin pas saya ke meja informasi, saya tanya, "mba ini saya sudah dapat hasil cek mata, terus gimana?"
Mbanya jawab, "oh ini harus ditinggal, saya ga bisa pastiin bisa sehari, dua hari, seminggu, atau sebulan."
"hah maksudnya gimana mba? emang mba mau ngapain?"
"iyaa, ini saya harus laporkan dulu ke PIC BPJS nya"
"ohh, terus gimana maksudnya?"
"kalau mau cepet mba langsung ke kantor BPJS aja, tanya langsung kesana, jadi ga perlu lewat kita"
"oh yaudah klo gitu"
____________
Akhirnya saya agendakan untuk ke kantor BPJS.
Kalau di Bekasi, kantornya dekat alun-alun, Masjid Al Barkah, https://www.uberkota.info/2017/09/kantor-bpjs-kesehatan-kcu-bekasi.html.
Pas sampai saya langsung ke arah antrian orang-orang, yang jaga security, nanya keperluan kita.
Terus saya bilang, "ini pak, saya mau tanya, resep dokter untuk bikin kacamata bisa dicover atau tidak?"
Kemudian saya dikasih nomor antriannya.
Nunggu sekitar 15 menit nomor saya dipanggil, di Bekasi pelayanannya lumayan banyak, sampai ada 12 loket.
Saya jelasin ke mba nya, kata mba nya, "ini saya input dulu, nanti kalau dari atas sudah konfirmasi, mba saya panggil lagi."
"oke"
--Nunggu lagi--
15 menit kemudian nama saya dipanggil.
Dikasih kertas legalisasi dan daftar optik yang BPJS rekomendasikan.
Berikut kertas-kertas yang saya terima.
Dari klinik dapat Surat Rujukan.
Dari RS Budi Lestari dapat Surat Elegibilitas Peserta dan Resep Dokter.
Dari Kantor BPJS dapat Surat Legalisasi dan Daftar Optik.
Surat Elegibilitas Peserta |
Resep Dokter |
Surat Legalisasi |
Daftar Optik |
Oke sudah selesai kita dapat surat legalisasi, kita bisa langsung ke optiknya. Bisa telpon dulu tanya-tanya.
Nah saya dicover kantor BPJSnya yang kelas 2, jadi alhamdulillah dapat Rp 200.000,-.
Sebelumnya saya coba ke optik yang di Galaxy, tapi ternyata frame pilihannya terbatas, dan ga simpatik deh sama mas-masnya, maaf.
Akhirnya saya ke Optik Duplomat depan stasiun Bekasi, samping percetakan Primagraphia. Disini lebih banyak pilihan framenya, dan dilayaninnya selayaknya customer hehehe.
Setelah pilih-pilih, akhirnya pilihannya saya jatuh ke frame yang di foto atas, harganya Rp 120.000,-, kacanya Rp 200.000,-, jadi saya berkewajiban menambah biaya sebesar Rp 120.000,-.
Sempat ditawarin bahan mika yang tidak tembus sinar uv, tapi nambahnya lumayan sekitar Rp 320.000,-, berarti harganya Rp 520.000,-, sayang ah uangnya hihihi.
Sudah selesai milih, dikasih kwitansi buat pengambilan, lupa difoto euy, jadinya 5 hari.
Gimana-gimana? Lumayan kan? Dan cukup mudah menurut saya prosedurnya.
Oia pembuatan kacamata ini berlaku untuk 2 tahun yaa, 2 tahun yang akan datang baru kalian bisa bikin rujukan pakai BPJS Kesehatan lagi, kalau belum 2 tahun ga bakalan dicover sama BPJS Kesehatan.
Nah ini alur yang sempat saya foto sewaktu menunggu kacamata saya diambilkan oleh mba-mbanya di Optik Duplomat.
Sekian sharing-sharingnya, semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh...