Part 1
Bismillah saya mau mencoba menceritakan perjalanan saya selama 6 hari 6 malam, benar ga ya hehe.
Saya beli tiket pesawat tanggal 26 September 2018 hari Rabu, berangkat malam jam 00.05 WIB, tiba di Makassar pukul 03.20 WITA.
Pulangnya 1 Oktober 2018 jam 13.45 WITA tiba di Bandara Soekarno Hatta jam 14.50 WIB, perjalanan sekitar 2 jam 5 menit.
Sebenarnya sudah lama ya saya perginya, terus ini sudah bulan Juni 2019 tapi tulisannya baru rilis, 9 bulan coyy haha. Pertama karena abis dari Makassar saya ke Palembang, workshop dari kantor. Dan sempat ngurus penggalangan dana untuk korban gempa daerah Sulawesi. Satu lagi karena saya jadi panitia milad komunitas yang diadain di Purwokerto, jadi semua dokumentasi tentang liburan di Makassar dan sekitarnya harus tersimpan rapi dalam ingatan hehehe.
Hari pertama, pas hari Rabu pagi saya dijemput sama Emma, teman saya di komunitas Man Jadda Wa Jadda (MJWJ) chapter Makassar di Bandara Sultan Hassanuddin.
Jadi awalnya niat saya ke Makassar adalah karena eh karena om saya atau adik bapak saya sedang dinas di sana, jadi setidaknya saya bisa numpang singgah di tempatnya, eh tiket sudah dibeli, ternyata beliau ada tugas ke luar kota, ya sudah kita modal nekat saja hahaha.
Saya dijemput sekitar jam 5 pagi, tapi sudah terang, karena memang hitungannya Makassar itu kurang lebih 1 jam lebih awal.
Sebelumnya kita sudah pernah ketemu di Puncak Bogor, acara komunitas juga.
Setelah dijemput kita foto-foto dulu di depan bandaranya hehe.
Miniatur Rumah Adat Toraja |
Setelah selesai foto-foto kita langsung menuju ke Terminal Mallengkeri, karena kendaraan menuju Tanjung Bira ada dari sana.
Di Terminal Mallengkeri ternyata dekat sama rumah Kak Ira, anak MJWJ Makassar juga, cuma lebih senior, akhirnya kita cerita-cerita, sarapan bareng, dan sudah pasti foto lagi hehe.
Kak Ira, Emma, Nuri |
Jadi sebenarnya saya sudah booking bus cuma entah kenapa saya tergoda atau terpengaruh sama calo-calo yang ada di terminal itu, akhirnya malah jadi naik mobil kijang.
Tarifnya sekitar Rp 100.000,- - Rp 130.000,- dengan durasi perjalanan sekitar 4-5 jam.
Mobil kijang tanpa AC dengan driver yang ngerokok ga henti-henti, ditambah bawa mobilnya kebut-kebutan selamat ya Nuri hahaha.
Tadinya penumpangnya cuma saya, tapi sambil berjalan ada penumpang lain yang naik, kurang lebih dalam mobil ada 5-6 orang dengan tujuan yang berbeda pastinya. Jadi saya keluar terminal jam 08.20, tiba di penginapan jam 13.55 jadi total sekitar 5,5 jam, karena singgah-singgah kan.
Kemudian saya diantar sampai depan homestay, saya menginap di Youzard Guest House. Tempatnya nyaman, harganya ya segitu deh, namanya juga tempat wisata, kalau ga salah sekitar Rp 200.000,-/malam.
Tempatnya bersih, nyaman, dan ramai.
Saya juga sewa motor di sana, harganya Rp 80.000,- saya sewa dari jam 14.40 kalau tidak salah disuruh kembalikannya jam 12 siang besokannya.
Setelah dapat motor saya langsung menuju Tebing Apparalang, tapi sebelumnya saya mampir ke dermaga, untuk menanyakan jadwal bus menuju Makassar adanya yang jam berapa.
Jalur menuju Tebing Apparalang Subhanallah, masih sepi banget, terus jauh dari jalan raya, terus ada bagian yang jalanannya rusak kaya batu-batuan gitu. Sumpah di sini saya kaya mau nangis, walaupun masih sore tapi karena jauh dan sendirian pula jadi parno sendiri. Ga kaya waktu ke Banyuwangi, walaupun motoran tengah malam setidaknya ada teman saya yang saya bonceng, udah baca kisahnya belum? Cek di sini hehe
Jalur menuju Tebing Apparalang Subhanallah, masih sepi banget, terus jauh dari jalan raya, terus ada bagian yang jalanannya rusak kaya batu-batuan gitu. Sumpah di sini saya kaya mau nangis, walaupun masih sore tapi karena jauh dan sendirian pula jadi parno sendiri. Ga kaya waktu ke Banyuwangi, walaupun motoran tengah malam setidaknya ada teman saya yang saya bonceng, udah baca kisahnya belum? Cek di sini hehe
Saya sampai di lokasi jam 16.35 WITA, estimasi perjalanan sekitar 30 menit dari homestay. Posisi tidak terlalu ramai, mungkin karena sudah sore juga.
Ada beberapa spot untuk foto di Tebing Apparalang ini, karena saya sudah capek, sebenarnya saya cuma ingin tahu, ingin menikmati, tapi karena sudah sore jadi yaa kaya diburu-buru hiks.
Di sini saya ketemu sama Kak Emmy, dia tinggal di Sengkang, dia sengaja datang untuk berlibur juga, akhirnya ada teman untuk bergantian foto hehehe.
Bagus deh asli, cuma karena mood yang lagi swing jadi hasil fotonya ga karuan, banyak yang dipikirin, mikirin jalur pulang, sudah maghrib, sama mikirin balik ke Makassarnya gimana hahaha.
Kakak Emmy sudah punya anak loh, cuma beruntungnya teman-teman yang badannya mungil selalu terlihat muda, ga kaya saya, eh tapi saya juga bersyukur ko XD hihihi.
Setelah selesai foto-foto saya pisah dengan Kak Emmy, alhamdulillah jalur pulang ada teman iring-iringannya, terus kita pisah, saya kembali ke penginapan, mandi, dan berencana mencari makan sedangkan Kak Emmy mungkin melanjutkan agenda berikutnya.
Saya makan di Waroeng La Lezatta, saya lupa saya pesan apa, tapi btw ini nasinya tinggi banget kaya cita-cita hahaha. Posisi warungnya ga jauh dari penginapan, termasuk mahal menurut saya, kata warga sekitar sih kalau mau makan murah di dekat dermaga.
Istirahat sejenak, pagi-pagi sekali saya ke Pantai Bara, duh Masya Allah. Tapi lagi-lagi jalurnya Subhanallah, kiri kanan hutan, jalanan full rusak, untung motornya sehat jadi enak dipakainya, terus modal saya adalah google maps, karena masih pagi jalanan sepi, ga ada yang bisa ditanya.
Bayangan saya tuh sudah macem-macem, ya diculik, ya diperkosa, naudzubillah, tapi memang sesepi itu, jadi setiap ada motor lain saya sudah siap-siap hahaha, entah siap-siap mau ngapain.
Parkir motor, jalan sedikit langsung bibir pantai, sepi, sepi banget, itu hari kerja kalau ga salah, hari Kamis tanggal 27 September 2018. Ditawarin snorkeling, nyebrang pulau, mau banget, tapi saya tidak mempersiapkan budget untuk itu, jadi saya cuma motret-motret aja, sambil ngeliatin matahari terbit, apalagi saya harus prepare pulang, takut ketinggalan bus karena jadwalnya ga banyak.
Sunrise Pantai Bara |
Bapak Pencari Kepiting |
Dirasa cukup saya mencoba mencari Pantai Bira, letaknya lebih dekat dari penginapan, jadi penginapan - Pantai Bira - Pantai Bara.
Nah Pantai Bira ini lebih komersil, banyak penginapan yang letaknya di bibir pantai, terus banyak kedai-kedai, lebih banyak kapal juga.
Sudah selesai, sudah hilang penasarannya saya kembali ke penginapan, packing, bayar, dan minta diantar ke dermaga.
Dari Dermaga Bulukumba saya naik bus menuju Makassar, tepatnya Terminal Mallengkeri. Di daerah Takalar busnya sempat singgah untuk beli jagung ini, namanya Jagung Ketan, rasanya yaa kaya ketan, padet gitu, enak deh, gurih, saya langsung chat teman saya, ini cara makannya gimana hahaha.
Makannya dicocol atau garamnya disiram, harganya Rp 5.000,- dapat 3 jagung.
Setelah sampai di terminal saya langsung menghubungi teman saya dari Trashbag Community (Komunitas Peduli Sampah di Gunung) namanya Dewi, tapi biasa dipanggil Mpok Dewi. Dari terminal saya naik ojek online ke rumahnya, di daerah Daeng Tata 3.
Sampai di rumahnya cerita tentang komunitas dari aktifitasnya sampai kisah percintaan anggota di dalamnya hehehe.
Mpok Dewi, Nayla, Nuri |
Saya sampai di rumah Mpok Dewi itu jam 15.00 WITA, bus saya yang ke Toraja itu jam 20.30, jadi ada waktu sekian jam untuk ngobrol, selonjoran, sholat, foto, dan makan hahaha.
Selepas maghrib saya otw ke pool bus Makassar - Toraja. Estimasi perjalanan itu sekitar 6-8 jam, jadi kalau berangkat malam sampai di Torajanya kemungkinan besar pagi, waktu subuh.
Saya naik bus Primadona, tarifnya Rp 130.000,- untuk kelas ekonomi. Waktunya tidur, bangun-bangun sudah di kampung orang hehehe.
Sampai ketemu di part berikutnya 💗
Mohon maaf nih kalau blognya jadi kaya album foto hehehe.
Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
Semoga sehat selalu.
MasyaaAllah keren pemandangannya. Mbak Nuri keren euy berani backpakeran sendirian modal gps doang. Kayaknya itu penginapan lumayan nyaman ya... apalah gue yg bobo sendirian aja masih takut hihi...
BalasHapusHehehe. Terima kasih sudah memberikan komentar. Nanti backpackerannya sama suami aja dila, Insya Allah ga bakal takut 😋
Hapus